Indonesia Kedua Tertinggi Pernikahan Remaja

UNICEF Indonesia berkata, pada tahun dua puluh dua Belas adalah salah satu dari empat anak-anak wanita di Indonesia menikah sebelum mereka lapan belas, atau kira-kira dua puluh enam persenPerkahwinan dan kehamilan remaja mengandungi beberapa risiko dalam jangka panjang. 'Wanita berusia enam belas tahun belum siap dalam segi kesehatan atau mental untuk menikah, kata Benny Prawira, kepala penyelidikan film dokumenter"Kesan Buruk Pernikahan anak-Anak Usia di Indonesia"dalam perbincangan yang diadakan oleh Alliance Indonesia Remaja (ARI) di Jakarta (dua Belas). Benny mengatakan, dari sisi pembiakan kesihatan, remaja yang menikah, hamil ada risiko negatif yang besar. 'Walaupun kanak-kanak telah haid, telah mengeluarkan ovum, itu tidak berarti mereka sudah siap untuk berkahwin. Mereka terlalu muda untuk mendapatkan hamil dan saiz pinggang beliau masih kecil memberikan lahir untuk normal,"dia berkata. Di samping itu, mengandung dan melahirkan anak untuk wanita yang berumur kurang dari dua puluh tahun berisiko kematian yang tinggi. Ini juga menjadi salah satu sebab dari yang tinggi kematian ibu di Indonesia. Remaja juga masih dalam pembangunan fasa supaya jika mereka hamil, mereka tidak mempunyai kekurangan nutrisi. Anak-anak yang lahir juga mempunyai risiko mempunyai rendah nutrient status. Pernikahan remaja juga boleh mengganggu kesihatan mental karena mereka memiliki untuk mengembung tanggungjawab besar memupuk isi rumah.

'Anak-anak masih muda masih dalam tahap menjelajahi diri sendiri dan mencari identiti mereka.

Yang paling ditakuti adalah kehadiran kasus kekerasan dalam rumah tangga, katanya. Menikah dalam usia remaja juga menghalang wanita untuk mengambil pendidikan yang lebih tinggi dan juga pekerjaan yang baik. 'Supaya kemudian timbul kemiskinan-kemiskinan yang baru,"kata Benny. Terdapat banyak faktor yang mendasari tinggi kadar pernikahan antara remaja. Beberapa undang-undang satu Tahun pada Pernikahan, termasuk had umur minimum perkahwinan wanita usia enam belas tahun telah meminta untuk menjadi disemak semula kerana kesan yang sangat buruk untuk kanak-kanak. Beberapa pihak yang peduli tentang hak-hak wanita telah mengajukan petisi untuk semakan had menikah umur menjadi delapan belas tahun. (Gibran Linggau).